Jumat, 27 April 2012

Menggenggam Harapan


Sepasang suami isteri menggelar dagangannya di trotoar jalan. Saat itu petang turun terburu-buru. Lampu jalan cukup terang untuk menerangi dagangan mereka. Di kanan kiri tumpukan puing-puing bongkaran pasar mengepung. Di depan berlalu-lalang kendaraan dan langkah-langkah cepat. Siapa pula tertarik membeli? Namun, mereka berdua silih berganti menyapa dan menawarkan dagangan. Kaos anak warna-warni, setangan sebungkus tiga, rok kecil, dan entah apalagi. “Wahai suami isteri pedagang, mengapa kalian yakin ada yang membeli dagangan itu. Bagaimana kalian bias menjajakan barang di keremangan dan keriuhan seperti ini?”
“Kami tak kehilangan harapan”, begitu jawabnya. “Itulah satu-satunya kekuatan kami. Kami tak tahu apa dan bagaimana membesarkan usaha ini, namun kami tahu harapan takkan pernah meninggalkan mereka yang menggenggamnya.” Berterimakasihlah pada orang-orang kecil yang memberikan teladan dan menebarkan harapan perbaikan hidup pada kita. Mereka tiang penyangga yang menahan langit dari keruntuhan. Mereka peredup terik mentari kehidupan yang ada kalanya terasa panas membakar.

Sumber:

Berlayarlah Menuju Pantai Harapan


Anda adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menentang angin. Kesejatian anda adalah berlayar mengarungi samudra, menembus badai dan menemukan pantai harapan. Sehebat apapun perahu diciptakan tak ada gunanya bila hanya tertambat di dermaga.
Dermaga adalah masa lalu anda. Tali penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan anda. Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan yang dianugrahkan pada anda. Jangan biarkan masa lalu menambat anda di siti. Lepaskan diri anda dari ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah.
Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Di situlah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Teruslah Berkarya


Jangan berhenti. Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan anda. Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa anda tak akan pernah bisa berhenti. Meski anda berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak anda mengelilingi matahari. Maka, bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah. Bekerja bukan sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja memberi kebahagiaan diri. Itulah yang diharapkan oleh alam dari anda.
Air yang tak bergerak lebih cepat busuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih gampang berkarat. Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang disimpan dalam laci berdebu. Alam telah mengajarkan ini; Jangan berhenti berkarya, atau anda segera menjadi tua dan tak berguna.

INDONESIAKU

  
Indonesiaku
karya: Frans Simon Pasaribu

Sebuah hamparan tanah nan luas, di sekujur khatulistiwa
itulah Indonesia negriku,
Alam hijau, lautan biru terangkai satu kesatuan
itulah bumi pertiwi,
Pulau besar, pulau kecil  ribuan jumlahnya
tertata di tiap jengkal lintang dan bujurnya,
Keindahan panorama yang sulit untuk dilukiskan
menuai puji dan kekaguman bangsa-bangsa,
Gunung menjulang, sawah membentang
kekayaan alam yang tiada tara
Indonesia,
Tempat aku berpijak pertama kali di dunia ini,
pula tempatku kembali kepada sang Pencipta
Ribuan suku dan budaya,
bersatu dalam panji Pancasila
Seni yang bernilai artistik tinggi,
tak terhingga jumlahnya
Ragam bahasa, adat-istiadat,
seirama dengan jumlah pulaunya
Warisan leluhur, dan sejarah
tak lekang oleh jaman

Aku berharap menutup usia di kedamaian
di negriku ini.




           



Selasa, 24 April 2012

MIMPI PEMUDA RANTAU


Mimpi  Pemuda  Rantau
Karya : Frans Simon Pasaribu
Aku seorang pemuda dari kota kecil
ku pergi menuntut ilmu ke ibukota
kutinggalkan keluargaku di tanah kelahiran
tuk membangun pondasi kehidupanku
di kemudian hari
Tiada sesuatu lain yang kucari
selain gelar dan ijasah
ku belajar dan bekerja sekuat tenaga
tak kuhiraukan hiruk pikuk kota besar ini
tak kan ku tergoda ke lembah gelap
yang mengusik tujuanku nantinya
Banyak manusia, hal, kejadian yang  yang selalu menggoda
yang  jika tanpa pendirian kuat, akan menuju kehancuran
bukannya aku tidak suka bersosialisasi
tetapi ku harus lihat, apa yang kudapat
dari sebuah pergaulan itu
Ku hanya ingin fokus ke tujuan awal
ku tak mau kecewakan ayah dan ibu
yang bekerja keras, demi hidupku
menanti kabar dariku dengan harapan besar
dan jika tiba suatu saatnya nanti
apa yang kucari akan tercapai
kukembali ke kota tempat aku dibesarkan
Mencurahkan ilmu yang kudapat
berkarya dan membangun kotaku, cita-citaku
Kuingin mimpi ini terwujud di hari nanti
karena kupercaya rancangan Dia Yang Maha Kuasa
indah bagi umat-Nya

CITA-CITA KECIL SI ANAK DESA

                                    Cita-cita Kecil SI anak Desa
by: Ebiet G ade
Aku pernah punya cita-cita hidup jadi petani kecil
Tinggal di rumah desa dengan sawah di sekelilingku
Luas kebunku sehalaman 'kan kutanami buah dan sayuran
Dan di kandang belakang rumah kupelihara bermacam-macam peliharaan
Aku pasti akan hidup tenang, jauh dari bising kota yang kering dan kejam
Aku akan turun berkebun mengerjakan sawah ladangku sendiri
dan menuai padi yang kuning bernas dengan istri dan anakku
Memang cita-citaku sederhana sebab aku terlahir dari desa
Istriku harus cantik, lincah, dan gesit
Tapi ia juga harus cerdik dan pintar
Siapa tahu nanti aku 'kan terpilih jadi kepala desa
'kan kubangkitkan semangat rakyatku dan kubangun desaku
Desaku pun pasti mengharap aku pulang
Akupun rindu membasahi bumi dengan keringatku
Tapi semua itu hanyalah tergantung padaNya jua
Tapi aku merasa bangga setidak-tidaknya ku punya cita-cita
Tapi aku merasa bangga setidak-tidaknya ku punya cita-cita

APATIS


Apatis
by: Ipang
Roda-roda terus berputar
Tanda masih ada hidup
Karna dunia belum henti
Berputar melingkar searah

Terik embun sejuta sentuhan
Pahit mengajuk pelengkap
Seribu satu perasaan
Bergabung setangkup senada

Jurang curam berkeliaran
Tanda bahaya sana sini
Padang rumput lembut hijau
Itupun tiada tertampak
Sudah lahir sudah terlanjur
Mengapa harus menyesal
Hadapi dunia berani
Bukalah dadamu
Tantanglah dunia
Tanyakan salahmu wibawa
Bukalah dadamu
Tantanglah dunia
Tanyakan salahmu wibawa